BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masa remaja
sering disebut masa transisi. Sebab, di masa ini seseorang beralih dari masa
anak-anak ke masa dewasa. Masa ini terjadi pada usia belasan. Banyak sekali
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang terutama perubahan fisik.
Remaja
terlibat dalam jaringan teman sebaya yang sangat kuat selama menggali jati diri
mereka. Di masa ini, selain mengalami perubahan pada diri seseorang yang
menginjak remaja, juga terjadi perkembangan-perkembangan terutama dari sisi
psikologis. Pada, tahap perkembangan remaja ini terdapat beberapa teori
perkembangan remaja termasuk konsep, tahap dan karakteristik remaja. Secara keseluruhan,
teori-teori ini membantu untuk melihat keseluruhan mengenai remaja.
1.2
Rumusan Masalah
- Bagaimana remaja dalam perkembangan manusia?
- Apa saja teori-teori perkembangan masa remaja?
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
1.3.2
Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui remaja dalam perkembangan manusia
- Untuk mengetahui teori-teori perkembangan masa remaja
1.4
Manfaat
Mahasiswa
lebih memahami dan mengerti secara mendalam mengenai perkembangan remaja dan
teori-teorinya serta mahasiswa dapat menerapkan teori-teori tersebut dalam
dirinya sendiri maupun orang disekitarnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Remaja dalam Perkembangan Manusia
2.1.1
Konsep Pengertian Remaja
Fase remaja
adalah masa transisi atau peralihan dari akhir masa kanak-kanak menuju masa
dewasa. Dengan demikian, pola pikir dan tingkah lakunya merupakan peralihan
dari anak-anak menjadi orang dewasa.
Menurut
Dorland (2011), “remaja atau adolescence adalah periode di antara pubertas dan
selesainya pertumbuhan fisik, secara kasar mulai dari usia 11 sampai 19 tahun”.
Menurut
Sigmun Freud (1856-1939), dalam Sunaryo (2004:44) mengatakan bahwa fase remaja
yang berlangsung dari usia 12-13 tahun hingga 20 tahun.
Masa remaja merupakan
masa pencarian jati diri seseorang dalam rentang masa kanak-kanak sampai masa
dewasa. Pada masa ini, pola pikir dan tingkah laku remaja sangat berbeda pada
saat masih kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok (teman sebaya) lebih erat
dibandingkan hubungan dengan orang tua.
2.1.2
Tahap Perkembangan Remaja
Tahap
perkembangan remaja dimulai dari fase praremaja sampai dengan fase remaja akhir
berdasarkan pendapat Sullivan (1892-1949). Pada fase-fase ini terdapat
beragam ciri khas pada masing-masing fase.
- 1. Fase Praremaja
Periode
transisi antara masa kanak-kanak dan adolesens sering sikenal sebagai praremaja
oleh profesional dalam ilmu perilaku. Menurut Hall seorang sarjana psikologi
Amerika Serikat, masa muda (youth or preadolescence) adalah masa
perkembangan manusia yang terjadi pada umur 8-12 tahun.
Fase
praremaja ini ditandai dengan kebutuhan menjalin hubungan dengan teman sejenis,
kebutuhan akan sahabat yang dapat dipercaya, bekerja sama dalam melaksanakan
tugas, dan memecahkan masalah kehidupan, dan kebutuhan dalam membangun hubungan
dengan teman sebaya yang memiliki persamaan, kerja sama, tindakan timbal balik,
sehingga tidak kesepian.
Tugas
perkembangan terpenting dalam fase praremaja yaitu,belajar melakukan hubungan
dengan teman sebaya dengan cara berkompetisi, berkompromi dan kerjasama.
- 2. Fase Remaja Awal (early adolescence)
Fase remaja
awal merupakan fase yang lanjutan dari praremaja. pada fase ini ketertarikan
pada lawan jenis mulai nampak. Sehingga, remaja mencari suatu pola untuk
memuaskan dorongan genitalnya. Menurut Steinberg, mengemukakan bahwa masa
remaja awal adalah suatu periode ketika konflik dengan orang tua meningkat
melampaui tingkat masa anak-anak.
Sunaryo berpendapat
bahwa, hal terpenting pada fase ini, antara lain:
1)
Tantangan utama adalah mengembangkan aktivitas heteroseksual.
2)
Terjadi perubahan fisiologis.
3)
Terdapat pemisahan antara hubungan erotik yang sasarannya adalah lawan jenis
dan keintiman dengan jenis kelamin yang sama.
4)
Jika erotik dan keintiman tidak dipisahkan, maka akan terjadi hubungan
homoseksual.
5)
Timbul banyak konflik akibat kebutuhan kepuasan seksual, keamanan dan
keakraban.
6)
Tugas perkembangan yang penting adalah belajar mandiri dan melakukan hubungan
dengan jenis kelamin yang berbeda.
- 3. Fase Remaja Akhir
Fase remaja
akhir merupakan fase dengan ciri khas aktivitas seksual yang sudah terpolakan.
Hal ini didapatkan melalui pendidikan hingga terbentuk pola hubungan
antarpribadi yang sungguh-sungguh matang. Fase ini merupakan inisiasi ke arah
hak, kewajiban, kepuasan, tanggung jawab kehidupan sebagai masyarakat dan warga
negara.
Sunaryo mengatakan
bahwa tugas perkembangan fase remaja akhir adalah economically, intelectually,
dan emotionally self sufficient.
2.1.3
Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
- Perkembanang Biologis
Perubahan
fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu
meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan
fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah
pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya,
mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan
mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh
(Sarwono, 2006: 52).
Selanjutnya,
Menurut Muss (dalam Sunarto & Agung Hartono, 2002: 79) menguraikan bahwa
perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan yaitu; perertumbuhan
tulang-tulang, badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang,
tumbuh payudara.Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan, mencapai
pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya, bulu kemaluan
menjadi kriting, menstruasi atau haid, tumbuh bulu-bulu ketiak.
Potter &
Perry (2005:535) juga mengatakan bahwa setelah pertumbuhan awal jaringan
payudara, puting dan areola ukurannya meningkat. Proses ini sebagian dikontrol
oleh hereditas, mulai pada paling muda usia 8 tahun dan mungkin tidak komplet
dalam usia 10 tahun. Kadar estrogen yang meningkat juga mulai mempengaruhi
genital. Uterus mulai membesar dan terjadi peningkatan lubrikasi vaginal, hal
tersebut bisa terjadi secara spontan atau akibat perangsangan seksual. Vagina
memanjang, dan rambut pubis dan aksila mulai tumbuh.
Sedangkan
pada anak laki-laki peubahan yang terjadi antara lain; pertumbuhan
tulang-tulang, awal perubahan suara, ejakulasi (keluarnya air mani),
pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya, tumbuh
rambut-rambut halus diwajaah (kumis, jenggot), tumbuh bulu ketiak, akhir
perubahan suara, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap, dan tumbuh
bulu dada. Kadar testosteron yang meningkat ditandai dengan peningkatan testis,
prostat dan vesikula seminalis.
Perry&Potter
(2005:690) mengungkapkan bahwa empat fokus utama perubahan fisik adalah :
- Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot dan visera
- Perubahan spesifik-seks, seperti perubahan bahu dan lebah pinggul
- Perubahan distribusi otot dan lemak
- Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder.
Pada
dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pituitary dan
kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan
terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktifitas serta pertumbuhan
alat kelamin utama dan kedua pada remaja (Sunarto & Agung Hartono,
2002:94).
- Perkembangan Kognitif
Menurut
Piaget (dalam Santrock, 2002: 15) pemikiran operasional formal berlangsung
antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak,
idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget menekankan
bahwa bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena tindakan yang
dilakukannya penyesuaian diri biologis. Secara lebih lebih nyata mereka
mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Mereka bukan hanya
mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan cara
berfikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan
membuat pemahaman lebih mendalam.
Menurut
Piaget (dalam Santrock, 2003: 110) secara lebih nyata pemikiran opersional
formal bersifat lebih abstrak, idealistis dan logis. Remaja berpikir lebih
abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat menyelesaikan persamaan
aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealistis dalam berpikir seperti memikirkan
karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir
secara logis yang mulai berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai rencana
untuk memecahkan masalah dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang
terpikirkan.
Dalam
perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial. Hal ini
menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif
remaja
- Perkembangan Sosial
Potter&Perry
(2005:535) mengatakan bahwa perubahan emosi selama pubertas dan masa remaja
sama dramatisnya seperti perubahan fisik. Masa ini adalah periode yang ditandai
oleh mulainya tanggung jawab dan asimilasi penghargaan masyarakat.
Santrock
(2003: 24) mengungkapkan bahwa pada transisi sosial remaja mengalami perubahan
dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, dalam
kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan. Membantah
orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya, perkembangan sikap asertif,
kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat
merefleksikan peran proses sosial-emosional dalam perkembangan remaja. John
Flavell (dalam Santrock, 2003: 125) juga menyebutkan bahwa kemampuan remaja
untuk memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan petunjuk penting
mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka.
Pencarian
identitas diri merupakan tugas utama dalam perkembangan psikososial adelesens.
Remaja arus membentuk hubungan sebaya yang dekat atau tetap terisolasi secara
sosial (Potter&Perry, 2005:693). Pencarian identitas diri ini meliputi
identitas seksual, identitas kelompok, identitas keluarga, identitas pekerjaan,
identitas kesehatan dan identitas moral.
2.1.4
Ciri Khas Remaja
- 1. Hubungan dengan Teman Sebaya
Menurut
Santrock (2003: 219) teman sebaya (peers) adalah anak-anak atau remaja dengan
tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama. Jean Piaget dan Harry Stack
Sullivan (dalam Santrock, 2003: 220) mengemukakan bahwa anak-anak dan remaja
mulai belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan setara dengan
melalui interaksi dengan teman sebaya. Mereka juga belajar untuk mengamati
dengan teliti minat dan pandangan teman sebaya dengan tujuan untuk memudahkan
proses penyatuan dirinya ke dalam aktifitas teman sebaya yang sedang
berlangsung. Sullivan beranggapan bahwa teman memainkan peran yang penting
dalam membentuk kesejahteraan dan perkembangan anak dan remaja. Mengenai
kesejahteraan, dia menyatakan bahwa semua orang memiliki sejumlah kebutuhan
sosial dasar, juga termasuk kebutuhan kasih saying (ikatan yang aman), teman
yang menyenangkan, penerimaan oleh lingkungan sosial, keakraban, dan hubungan
seksual.
Pada saat
remaja, seseorang memperoleh kebebasan yang lebih besar dan mulai membangun
identitasnya sendiri. Secara emosional, mereka menjalin hubungan yang lebih
dekat dengan kelompoknya dibandingkan keluarga. Krisis identitas ini membuat
remaja mengalami rasa malu, takut, dan gelisah yang menimbulkan gangguan fungsi
di rumah dan di sekolah (Potter&Perry, 2010). Namun, dalam beberapa hal,
remaja mengalami ketegangan baik akibat tekanan kelompoknya, maupun perubahan
psikososial. Sehingga remaja cenderung melakukan tindakan yang dapat mengurangi
ketegangan tersebut, misalnya merokok dan memakai obat-obatan.
Ada beberapa
beberapa strategi yang tepat untuk mencari teman menurut Santrock (2003: 206)
yaitu :
a)
Menciptakan interaksi sosial yang baik dari mulai menanyakan nama, usia, dan
aktivitas favorit.
b)
Bersikap menyenangkan, baik dan penuh perhatian.
c)
Tingkah laku yang prososial seperti jujur, murah hati dan mau bekerja sama.
d)
Menghargai diri sendiri dan orang lain.
e)
Menyediakan dukungan sosial seperti memberikan pertolongan, nasihat, duduk
berdekatan, berada dalam kelompok yang sama dan menguatkan satu sama lain
dengan memberikan pujian.
Ada beberapa
dampak apabila terjadi penolakan pada teman sebaya. Menurut Hurlock (2000: 307)
dampak negatif dari penolakan tersebut adalah :
a)
Akan merasa kesepian karena kebutuhan social mereka tidak terpenuhi.
b)
Anak merasa tidak bahagia dan tidak aman.
c)
Anak mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan, yang dapat menimbulkan
penyimpangan kepribadian.
d)
Kurang mmemiliki pengalaman belajar yang dibutuhkan untuk menjalani proses
sosialisasi.
e)
Akan merasa sangat sedih karena tidak memperoleh kegembiraan yang dimiliki
teman sebaya mereka.
f)
Sering mencoba memaksakan diri untuk memasuki kelompok dan ini akan
meningkatkan penolakan kelompok terhadap mereka semakin memperkecil peluang
mereka untuk mempelajari berbagai keterampilan sosial.
g)
Akan hidup dalam ketidakpastian tentang reaksi social terhadap mereka, dan ini
akan menyebabkan mereka cemas, takut, dan sangat peka.
h)
Sering melakukan penyesuaian diri secara berlebihan, dengan harapan akan
meningkatkan penerimaan sosial mereka.
Sementara
itu, Hurlock (2000: 298) menyebutkan bahwa ada beberapa manfaat yang diperoleh
jika seorang anak dapat diterima dengan baik. Manfaat tersebut yaitu:
a)
Merasa senang dan aman.
b)
Mengembangkan konsep diri menyenangkan karena orang lain mengakui mereka.
c)
Memiliki kesempatan untuk mempelajari berbagai pola prilaku yang diterima
secara sosial dan keterampilan sosial yang membantu kesinambungan mereka dalam
situasi sosial.
d)
Secara mental bebas untuk mengalihkan perhatian meraka ke luar dan untuk
menaruh minat pada orang atau sesuatu di luar diri mereka.
e)
Menyesuaikan diri terhadap harapan kelompok dan tidak mencemooh tradisi sosial.
- 2. Hubungan dengan Orang Tua Penuh Konflik
Hubungan
dengan orang tua penuh dengan konflik ketika memasuki masa remaja awal.
Peningkatan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perubahan biologis
pubertas, perubahan kognitif yang meliputi peningkatan idealism dan penalaran
logis, perubahan sosial yang berfokus pada kemandirian dan identitas, perubahan
kebijaksanaan pada orang tua, dan harapan-harapan yang dilanggar oleh pihak
orang tua dan remaja.
Collins
(dalam Santrock, 2002: 42) menyimpulkan bahwa banyak orang tua melihat remaja
mereka berubah dari seorang anak yang selalu menjadi seseorang yang tidak mau
menurut, melawan, dan menantang standar-standar orang tua. Bila ini terjadi,
orang tua cenderung berusaha mengendalikan dengan keras dan member lebih banyak
tekanan kepada remaja agar mentaati standar-standar orang tua.
Dari uraian
tersebut, ada baiknya jika kita dapat mengurangi konflik yang terjadi dengan
orang tua dan remaja. Berikut ada beberapa strategi yang diberikan oleh
Santrock, (2002: 24) yaitu : 1) menetapkan aturan-aturan dasar bagi pemecahan
konflik. 2) Mencoba mencapai suatu pemahaman timbale balik. 3) Mencoba
melakukan corah pendapat (brainstorming). 4) Mencoba bersepakat tentang satu
atau lebih pemecahan masalah. 5) Menulis kesepakatan. 6) Menetapkan waktu bagi
suatu tindak lanjut untuk melihat kemajuan yang telah dicapai.
- 3. Keingintahuan tentang seks yang tinggi
Seksualitas
mengalami perubahan sejalan dengan individu yang terus tumbuh dan berkembang
(Potter&Perry,2010:30). Setiap tahap perkembangan memberikan perubahan pada
fungsi dan peran seksual dalam hubungan. Masa remaja merupakan masa di mana
individu menggali orientasi seksual primer mereka lebih banyak daripada masa
perkembangan manusia lainnya.
Remaja
menghadapi banyak keputusan dan memerlukan informasi yang akurat mengenai
topik-topik seperti perubahan tubuh, aktivitas seksual, respons emosi terhadap
hubungan intim seksual, PMS, kontrasepsi, dan kehamilan (Perry&Potter,
2010:31). Informasi faktual ini dapat datang dari rumah, sekolah, buku atau pun
teman sebaya. Bahkan informasi seperti ini pun,remaja mungkin tidak
mengintergrasikan penhgetahuan ini ke dalam gaya hidupnya. Mereka mempunyai
orientasi saat ini dan rasa tidak rentan. Karakteristik ini dapat menyebabkan
mereka percaya bahwa kehamilan atau penyakit tidak akan terjadi pada mereka,
dan karenanya tindak kewaspadaan tidak diperlukan. Penyuluhan kesehatan harus
diberikan dalam konteks perkembangan ini (Potter&Perry, 2005:535).
- 4. Mudah stres
Menurut
Potter&Perry (2005:476), Selye (1976) berpendapat bahwa stres adalah segala
situasi dimana tuntutan non-spesifik mengharuskan seorang individu untuk
berespons atau melakukan tindakan.
Stres dapat
menyebabkan perasaan negatif. Umumnya, seseorang dapat mengadaptasi stres
jangka panjang maupun jangka pendek sampai stres tersebut berlalu. Namun, jika
adaptasi itu gagal dilakukan, stres dapat memicu berbagai penyakit.
Remaja juga
sangat rentan dengan strea. Sebab, di masa ini seseorang akan memiliki
keinginan serta kegiatan yang sangat banyak. Namun, apabila keinginan dan
kegiatan itu tidak berjalan atau tidak terwujudkan sebagaimana mestinya, remaja
cenderung menjadikan hal tersebut sebagai beban pikiran mereka. Sehingga remaja
mudah mengalami stres. Untuk mengobati itu, remaja menghibur diri atau
meminimalisisr stres mereka dengan berkumpul atau bersenang-senang dengan teman
sebayanya.
2.2
Teori-Teori Perkembangan Remaja
- a. Teori Psikoanalisa
Psikoanalisa
merupakan suatu teori yang berdasarkan pada penganalisaan psikologi seseorang.
Ahli teori psikoanalitik menegaskan bahwa pengalaman pada masa dini dengan
orang tua akan sangat membentuk perkembangan seseorang khususnya remaja.
Ciri-ciri tersebut dipelajari dalam teori psikoanalisa yang utama, yaitu dari
Sigmund Freud. Asmadi (2004:103) mengatakan bahwa, menurut Freud, struktur
kepribadian manusia terdiri atas aspek Das Es (The Id), Das Ich (The Ego), dan
Das Ueber Ich (the super ego).
Dari teori
besar Freud yaitu id, ego, dan superego, Freud percaya bahwa dipenuhi oleh
ketegangan dan konflik. Untuk mengurangi ketegangan ini, remaja menyimpan
informasi dalam pikiran tidak sadar mereka. Ia juga mengatakan bahwa tingkah
laku yang sekecil apapun mempunyai makna khusus bila kekuatan tidak sadar di
balik tingkah laku tersebut ditampilkan.
Cara ego
mengatasi konflik antara tuntutannya untuk realitas, keinginan id dan kekangan
dari superego yaitu dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri (defense
mechanisme), artinya istilah psikoanalisa ini untuk metode yang tidak
disadari ego merusak realitas dan karena itu melindungi dirinya dari rasa
cemas. Menurut Freud tahap permulaan dari perkembangan kepribadian, sebagai
berikut :
a)
Tahap oral (oral stage) adalah perkembangan yang terjadi pada usia 18
bulan pertama, dimana kesenangan bayi berpusat di sekitar mulut.
b)
Tahap anal (anal stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi antara
usia 1,5 dan 3 tahun, di mana kesenangan terbesar anak meliputi anus atau
fungsi pembuangan yang berhubungan dengan anus.
c)
Tahap falik (phallic stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi
antara usia 3 sampai 6 tahun, kata phallus artinya penis atau alat
kelamin laki-laki. Artinya kesenangan berpusat pada alat kelamin karena anak menemukan
bahwa memanipulasi diri sendiri memberikan kesenangan.
d)
Tahap latensi (latency stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi
antara usia 6 tahun dan pubertas, anak menekan semua minat seksual dan
mengembangkan keterampilan intelektual dan sosial.
e)
Tahap genital (genital stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi
pada masa pubertas. Pada masa ini adalah masa kebangkitan kembali dorongan
seksual, sumber kesenangan seksual yang adalah dari orang lain yang bukan
keluarganya. Remaja berada pada tahap ini.
- b. Teori Psikososial
Erikson
mengembangkan teori psikososial sebagai perkembangan dari teori psikoanalisis
Freud. Erik Erikson mengatakan bahwa tahap perkembangan individu selama
hidupnya dipengaruhi oleh interaksi sosial yang menjadikan individu menjadi
matang secara fisik dan psikologis.
Menurut
Erikson semakin berhasil individu mengatasi konflik, maka semakin sehat
perkembangan individu tersebut. Seperti pernyataannya, sebagai berikut :
a)
Percaya versus tidak percaya (trush versus mistrush) adalah tahap
psikososial Erikson yang dialami dalam tahun pertaa kehidupan. Rasa percaya
tumbuh dari adanya perasaan akan kenyamanan fisik dan rendahnya rasa ketakutan
serta kecemasan tentang masa depan.
b)
Otonomi versus malu dan ragu-ragu (autonomy versus shame and doubt)
adalah tahap perkembangan yang terjadi pada akhir masa bayi dan “toddler” (usia
1-3 tahun).
c)
Inisiatif versus rasa bersalah (initiative versus guilt) adalah tahap
perkembangan yang terjadi selama masa persekolahan.
d)
Industri versus perasaan rendah diri (industry versus inferiority)
adalah tahap perkembangan yang tejadi kira-kira pada usia sekolah dasar.
e)
Identitas versus kekacauan identitas (identity versus identity confusion)
adalah tahap perkembangan yang dialami individu selama masa remaja. Pada masa
ini individu diharapkan pada pertanyaan siapa mereka, mereka itu sebenarnya
apa, dan kemana mereka menuju dalam kehiupannya.
f)
Intimasi versus isolasi (intimacy versus isolation) adalah tahap
perkembangan yang dialami individu selama masa dewasa awal. Pada masa ini
individu menghadapi tugas perkembangan untuk membentuk hubungan intim dengan
orang lain.
g)
Generativitas versus stagnasi (generativity versus stagnation) adalah
tahap perkembangan yang dialami individu pada masa dewasa tengah.
h)
Integritas versus rasa putus asah (intregity versus despair) adalah
tahap perkembangan yang dialami individu pada masa dewasa akhir.
- c. Teori Kognitif
Apabilateori
psikoanalisa menekankan pada pentingnya pikiran remaja yang tidak disadari,
maka teori-teori kognitif mementingkan pikiran-pikiran sadar mereka. Dua teori
kognitif yang penting adalah teori perkembangan kognitif dan Piaget dan teori
pemrosesan informasi.
Menurut
teori Piaget, remaja secara aktif mengkontruksikan dunia kognitif mereka
sendiri, informasi tidak hanya dicurahkan ke dalam pikiran mereka di
lingkungan. Piaget juga menyatakan bahwa remaja menyesuaikan pikiran mereka
dengan memasukkan gagasan-gagasan baru, karena tambahan informasi akan
mengembangkan pemahaman. Empat tahapan dari Piaget adalah sebagai berikut :
a)
Tahap sensorimotorik (sensoriotor stage), yang berlangsung dari lahir
sampai kira-kira 2 tahun. Pada tahap ini, anak mengkonstruksikan mengenai dunia
dengan mengkoordinasikan pengalaman sensoris (seperti melihat dan mendengar)
dengan tindakan fisik dan motorik.
b)
Tahap praoperasional (preoperational stage) adalah yang berlangsung
kira-kira usia 2-7 tahun. Pada tahap ini, anak memulai mempersentasikan dunia
dengan kata-kata, citra, dan gambar-gambar.
c)
Tahap operasional konkrit (concrete operational stage) adalah yang
berlangsung dari kira-kira 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak dapat melakukan
operasi dan penalaran logis, menggatikan pemikiran logis, menggantikan
pemikiran intuitif, sepanjang penalaran dapat diaplikasikan pada contoh atau
konkrit
d)
Tahap operasional formal (formal operational stage) adalah yang terjadi
antara usia 11 dan 15 tahun. Pada tahap ini, individu bergerak melebihi dunia
pengalaman yang actual dan konkrit, dan mengubah cara berpikir tentag
perkembangan berpikir anak dan remaja.
- d. Teori Tingkah Laku dan Belajar Sosial
Ahli teori
ini juga akan menyatakan bahwa alasan untuk rasa ketertarikan remaja terhadap
satu sama lain tidak disadari, remaja tidak menyadari bagaimana warisan
biologis mereka dan pengalaman hidup pada masa kecil telah berperan dalam
mempengaruhi kepribadian mereka di masa remaja.
Ahli teori
belajar sosial mengatakan bahwa bukalah robot yang tidak punya pikiran, yang
berespon secara mekanis pada orang lain dalam lingkungan kita. Psikolog Amerika
Bandura dan Walter Mischel adalah arsitek utama dari versi teori belajar social
kontemporer yang disebut teori belajar kognitif. Bandura percaya bahwa kita
belajar dengan mengamati apa yang dilakukan orang lain. Melalui belajar
observasi (modeling atau imitasi), kita secara kognitif mempeesentasikan
tingkah laku orang lain dan kemudian mungkin mengambil tingkah laku tersebut.
Model belajar dan perkembangan yang paling mutakhir mencakup tingkah laku,
manusia dan kognisi, dan lingkungan. Pendekatan belajar social menekankan pada
pentingnya penelitian empiric dalam mempelajari perkembangan. Penelitian ini
memfokuskan pada proses-proses yang menjelaskan perekembangan faktor social dan
kognitif yang mempengaruhi menjadi manusia seperti sekarang ini.
BAB III
3.1
Dewasa dalam Perkembangan Manusia
Masa dewasa
merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek gejolak perkembangan pada
masa remaja. Masa dewasa juga merupakan masa pematangan kemampuan dan
karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja. Usia di atas 20 tahun
dikelompokkan sebagai usia dewasa. Kelompok usia dewasa dibagi lagi menjadi
kelompok dewasa muda (20 tahun sampai 40 tahun) dan dewasa (40 tahun sampai 65
tahun ke atas).
Tiap rentang
usia memiliki karakteristik sendiri, tetapi karakteristik tersebut tidak
sedinamis dan beragam seperti karakteristik perkembangan pada rentang-rentang
usia sebelumnya. Hampir seluruh aspek kepribadian mencapai puncak kematangannya
pada akhir masa adolesen, atau awal masa dewasa muda. Pada usia dewasa,
terutama dewasa muda perkembangan masih berlngsung, pada usia dewasa ada
aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang
mulai menunjukkan terjadinya kemunduran-kemunduran.
Aspek
jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur menurun.
Aspek-aspek psikis (intelektual-sosial-emosional-nilai) masih terus berkembang,
walaupun tidak dalam bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa
perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa muda (sekitar usia 40
tahun), kekuatan aspek-aspek psikis ini pun secara berangsur ada yang mulai
menurun, dan penurunannya cukup drastis pada akhir usia dewasa.
BAB IV
A. Karakteristik Perkembangan Orang
Dewasa
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan
fisik telah lengkap dan mencapai puncaknya pada masa adolesen. Pada dewasa muda
tinggi badan orang maksimal naik sekitar 2-3 cm kecuali dengan latihan-latihan
yang luar biasa, tinggi badan orang dewasa bias naik sedikit lebih tinggi lagi.
Perkembangan berat badan terus berjalan dan bias tidak beraturan sesuai dengan
kebiasan hidup, terutama kebiasaan makan, mengonsumsi makanan, latihan fisik serta
pola-pola kebiasaan hidup lainnya. Perkembangan kekuatan tulang dan otot mulai
berkurang dan melemah setelah usia 30-35 tahun, tetapi kecekatan, keterampilan,
dan kelenturan masih bias bertahan sampai usia 35-40 tahun, setelah itu fungsi
aspek-aspek fisik mulai berkurang.
Usia dewasa
muda merupakan usia yang secara fisik sangat sehat, kuat, dan cekatan, dengan
tenaga yang cukup besar. Masa dewasa muda juga merupakan masa untuk berumah
tangga dan melahirkan keturunan. Fungsi-fungsi pengembangan keturunan yang
sudah matang pada akhir masa remaja, direalisasikan pada masa dewasa muda. Masa
ini merupakan masa yang cukup baik untuk membina rumah tangga, melahirkan, dan
membina keturunan.
2. Perkembangan Intelek
Beberapa
ahli psikologi dan pengukuran menyatakan bahwa pada masa dewasa muda tidak ada
peningkatan IQ yang berarti. Paling tinggi pada masa ini IQ meningkat 5 point.
Walaupun demikian, kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda masih terus
berkembang, lebih meluas atau komprehensif dan mendalam. Keluasan dan kedalaman
kemampuan berpikir ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan informasi yang
dikuasai. Makin tinggi dan luas ilmu, pengetahuan dan informasi yang dimiliki
makin tinggi kualitas kemampuan berpikir.
3. Perkembangan Moral
Tentang perkembangan
moral pada pria dan wanita, ada yang menyatakan sama tetapi ada juga yang
menyatakan berbeda. Sigmun Freud, berpendapat bahwa perkembangan moral pada
wanita lebih rendah dibandingkan dengan pria. Pendapat yang sama juga
dikemukakan oleh Kohlberg pengembang teori moral kognitif. Namun demikian,
beberapa penelitian, menyimpulkan, bahwa tidak ada perbedaan yang nyata tentang
perkembangan moral pada pria dengan wanita. Perbedaan yang ada bukan disebabkan
oleh faktor jenis kelamin, tetapi lebih banyak disebabkan oleh tingkat
pendidikan dan profesi.
4. Pengembangan Karier
Orang
bekerja bukan hanya untuk mendapatkan nafkah, tetapi juga untuk mengembangkan
karier. Dalam pengembangan karier, pemilihan dan perencanaan karier menjadi hal
yang sangat penting, sebab hal ini menentukan karier seseorang selanjutnya,
bahkan menentukan kehidupannya. Sejalan dengan berlangsungnya proses perubahan
persepsi tentang hak dan derajat wanita, dewasa ini pengembangan karier bukan
hanya milik kaum pria, tetapi juga kaum wanita. Dewasa ini telah lebih banyak
jumlah wanita yang berkarier dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Banyak
kaum wanita yang menunda pernikahan, menunda punya anak, bahkan tidak menikah
demi pengembangan karier.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Orang Dewasa
Ada beberapa faktor tertentu dalam
kehidupan orang dewasa yang akan mempermudah perkembangan orang dewasa
tersebut. Faktor yang paling berpengaruh tersebut adalah: (1) kekuatan fisik;
(2) kemampuan motorik; (3) kemampuan mental; (4) motivasi untuk berkembang; dan
(5) model peran.
1. Kekuatan Fisik
Kekuatan
fisik yang prima pada orang dewasa, memungkinkan mereka untuk optimal dalam
bekerja, berkeluarga, memperoleh keturunan, dan mengelola kehidupan
keluarganya. Sebaliknya kekuatan fisik yang tidak prima menghambat orang dewasa
untuk mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan orang dewasa dan dapat
menggagalkan sebagian atau secara total tugas-tugas perkembangan orang dewasa.
2. Kemampuan Motorik
Kemampuan
motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang kuat dan
kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik
memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan-keterampilannya secara lebih
baik. Dengan bekal kemampuan motorik yang sangat baik, orang dewasa dapat
melaksanakan dengan baik kegiatan-kegiatan dalam lingkup tugas-tugas
perkembangannya. Orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik akan
dengan cepat menguasai keterampilan-keterampilan dalam berolahraga dan berkarya.
Hal ini memudahkan mereka untuk bergaul dan berkomunikasi baik di lingkungan
masyarakat maupun di lingkungan pekerjaan.
3. Kemampuan Mental
Kemampuan
mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi-situasi baru adalah
mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan
berpikir kreatif. Kemampuan mental ini mencapai puncaknya dalam usia
duapuluhan, kemudian sedikit demi sedikit menurun. Kemampuan mental yang
dimiliki orang dewasa ini sangat penting kedudukannya dalam menyesuaikan diri
terhadap tugas-tugas perkembangan, jauh melebihi pentingnya kemampuan motorik.
Kemampuan mental seperti penalaran dengan menggunakan analogi, mengingat
kembali informasi yang telah dipelajari, dan berpikir secara kreatif sangat
diperlukan dalam mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap
keterampilan-keterampilan dan kecakapan-kecakapan yang dituntut oleh
tugas-tugas perkembangan orang dewasa.
4. Motivasi untuk Berkembang
Motivasi
untuk berkembang memiliki peranan yang strategis dalam perkembangan orang
dewasa. Individu yang merasa butuh dan perlu untuk menguasai tugas-tugas
perkembangan orang dewasa cenderung mengarahkan perilakunya kea rah tugas-tugas
perkembangan orang dewasa. Sebaliknya individu yang tidak memiliki motivasi
untuk berkembang menjadi orang dewasa individu tersebut cenderung mengabaikan
tugas-tugas perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya.
5. Model Peran
Faktor
lingkungan perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh terhadap perkembangan
orang dewasa. Orang dewasa yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya
mempunyai model peran untuk diteladani. Karena berinteraksi dengan orang dewasa
lainnya mereka memperoleh motivasi untuk mencontoh perilaku sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang dianut oleh masyarakat orang dewasa. Sebaliknya orang
dewasa yang masih berinteraksi dengan remaja dan mengikuti garis-garis perilaku
remaja akan tetap berperilaku seperti remaja dan bukan pola perilaku orang
dewasa. Jika mereka tetap dalam status ketergantungan, mereka hampir tidak
memperoleh kesempatan atau motivasi untuk menguasai tugas-tugas perkembangan
orang dewasa.
C. Perbedaan Individual Orang Dewasa
A. Perbedaan Dalam Minat
1. Minat Pribadi
a.
Penampilan
Minat
terhadap penampilan sangat kuat bagi pria dan wanita dewasa pada umumnya.
Banyak hal yang dipelajari oleh pria dan wanita deawasa untuk memperoleh
penampilan yang memuaskannya dan untuk memperoleh manfaat yang lebih besar
daripadanya. Penampilan fisik yang diminati meliputi tinggi dan berat badan
serta raut wajah. Untuk keperluan penampilan fisik itulah maka banyak orang
dewasa yang mempelajari cara-cara diet, melakukan olahraga, dan mempelajari
cara-cara penampilan diri yang menarik.
b. Pakaian dan Perhiasan
Perhatian
terhadap pakaian dan perhiasan tetap berperan kuat dalam masa dewasa.
Orang-orang dewasa sangat sadar bahwa keberhasilan dalam banyak hubungan sosial
dan berbagai bidang kegiatan, banyak dipengaruhi oleh penampilan pakaian dan
perhiasannya.
c.
Uang
Orang dewasa
lebih tertarik pada uang karena uang dapat memenuhi kebutuhannya. Berbagai
masalah yang ditimbulkan uang berasal dari kurangnya pengetahuan bagaimana
memanfaatkan uang secara bijaksana atau karena terbawa kebiasaan sewaktu masih
remaja.
d. Agama
Orang dewasa
umumnya menaruh cukup perhatian pada agama, orang tua sering merasa bahwa
mengajarkan dasar-dasar agama yang dianut kepada anak-anak merupakan tanggung
jawab moral sebagai orang tua, dan kewajiban untuk member teladan kepada
anak-anaknya.
2. Minat Rekreasi
Istilah
rekreasi diartikan sebagai kegiatan yang memberikan kesegaran atau
mengembalikan kekuatan dan kesegaran psikologis sesudah lelah bekerja atau
sesudah mengalami keresahan psikologis. Fungsi rekreasi sama dengan fungsi
bermain pada masa kanak-kanak. Meskipun demikian rekreasi orang dewasa lain
dari permainan kanak-kanak ataupun remaja. Meskipun demikian, terdapat banyak
kesempatan, banyak orang dewasa tidak mendapatkan kepuasan dari kegiatan
rekreasi mereka. Salah satu masalah penyesuaian utama ialah bahwa mereka masih
harus belajar bagaimana menggunakan waktu luang secara menyenangkan.
Banyak
faktor yang mempengaruhi pola rekreasi orang dewasa. Beberapa faktor tersebut
adalah:
a.
Kesehatan,
b. Waktu,
c.
Status
perkawinan,
d. Status sosial ekonomi,
e.
Jenis
kelamin,
f.
Penerimaan
sosial.
3. Minat Sosial
Semua orang
dewasa mesti memiliki posisi dalam kehidupan sosial, entah itu dalam lingkungan
sosial secara luas, atau lingkungan sekolah atau perguruan tinggi, atau pun
lingkungan keluarganya. Posisi-posisi tersebut menantang orang dewasa untuk
berperan di dalamnya dan mengadakan aktivitas tertentu seirama dengan
peranannya tersebut. Para orang dewasa jelas memiliki peranan, apakah sebagai
pemimpian atau yang lainnya. Orang dewasa pada umumnya mempunyai cita-cita atau
arah tujuan hidup bermasyarakat.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi minat dan aktivitas sosial orang dewasa adalah sebagai
berikut:
a.
Mobilitas
Sosial
b. Status sosial ekonomi
c.
Lamanya
tinggal dalam suatu kelompok masyarakat
d. Kelas sosial
e.
Lingkungan
f.
Jenis
kelamin
g. Umur kematangan seksual
h. Urutan kelahiran
i.
Keanggotaan
dari tempat beribadah.
B. Kepribadian
Kualitas
perilaku orang dewasa itu bersifat khas sehingga dapat dibedakan individu orang
dewasa yang satu dari yang lainnya. Keunikan tersebut didukung oleh struktur
organisasi ciri-ciri jiwa raganya yang terbentuk secara dinamis. Ciri-ciri
kepribadian orang dewasa yang tampak dalam interaksinya dengan lingkungannya,
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Karakter, yang mengacu pada teguh
tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat, dan sebagainya.
2. Termperamen, yang mengacu pada cepat
atau lambatnya bereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang dating dari
lingkungannya.
3. Sikap, yang mengacu pada positif
atau negative atau ambivalensinya sambutannya terhadap objek-objek.
4. Stabilitas emosional, yang mengacu
pada mudah tidaknya tersinggung, marah, menangis, atau putus asa.
5. Tanggung jawab, yang mengacu pada
menerima atau cuci tangan atau melarikan diri dari resiko, atas tindakan dan
perbuatannya.
6. Sosiabilitas, yang mengacu pada
keterbukaan atau ketertutupan dirinya serta kemampuannya berkomunikasi dengan
orang lain.
C. Kecakapan
Kecakapan
orang dewasa yang satu dengan yang orang dewasa lainnya berbeda. Orang dewasa
yang tampak dapat bertindak secara cepat, tepat, dan dengan mudah, lazim
dikenal orang yang cakap. Dalam istilah psikologis orang tersebut disebut
sebagai orang yang berperilaku inteligen.
D. Kebutuhan-kebutuhan Orang Dewasa
Teori
Biologis (biogenic theories) yang menyangkut proses biologis yang lebih
menekankan pada mekanisme pembawaan biologis, seperti instink dan
kebutuhan-kebutuhan biologis. Dan teori sosiologis (sosiogenetic theories)
lebih menekankan pada pengaruh kebudayaan atau kehidupan masyarakat. Hal ini
menunjukkan bahwa orang dewasa melakukan aktivitas karena didorong oleh adanya
faktor-faktor biologis serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia
Murray dan
Edwards mengungkapkan limabelas aspek kebutuhan orang dewasa, yaitu sebagai
berikut:
1. Kebutuhan berprestasi (achievement)
Mengacu pada
doronganuntuk mencapai hasil sebaik mungkin, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan rasa hormat (deference)
Mengacu pada
dorongan untuk mendapat pengaruh dari orang lain, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan keteraturan (order)
Mengacu pada
dorongan untuk melakukan pekerjaan secara rapi serta teratur dan lain
sebagainya.
4. Kebutuhan memperlihatkan diri
(exhibition)
Mengacu pada
dorongan untuk memperlihatkan diri agar menjadi pusat perhatian orang dan lain
sebagainya.
5. Kebutuhan otonomi (autonomy)
Mengacu pada
dorongan untuk menyatakan kebebasan diri dalam berbuat atau mengatakan apapun
dan lain sebagainya.
6. Kebutuhan afiliasi (affiliation)
Mengacu pada
dorongan untuk setia kawan, dan lain sebagainya.
7. Kebutuhan intrasepsi (intraception)
Mengacu pada
dorongan untuk menganalisis motif dan perasaan diri dan lain sebagainya.
8. Kebutuhan berlindung (succorance)
Mengacu pada
dorongan untuk memperoleh bantuan orang lain apabila mendapat kesulitan dan
lain sebagainya.
9. Kebutuhan dominan (dominance)
Mengacu pada
dorongan untuk membantah pendapat orang lain dan lain sebagainya.
10. Kebutuhan merendah (abasement)
Mengacu pada
dorongan untuk mengakui berdosa apabila berbuat keliru dan lain sebagainya.
11. Kebutuhan memberi bantuan
(nurturance)
Mengacu pada
dorongan untuk menolong kawan yang kesulitan dan lain sebagainya.
12. Kebutuhan perubahan (change)
Mengacu pada
dorongan untuk menggarap hal-hal yang baru dan lain sebagainya.
13. Kebutuhan ketekunan (endurance)
Mengacu pada
dorongan untuk bertahan pada suatu pekerjaan hingga selesai dan lain
sebagainya.
14. Kebutuhan heteroseksualitas
(heterosexuality)
Mengacu pada
dorongan untuk bepergian dengan kelompok yang berlawanan jenis kelamin dan lain
sebagainya.
15. Kebutuhan agresi (aggression)
Mengacu pada
dorongan untuk menyerang pandangan yang berbeda dan lain sebagainya.
Di antara
kebutuhan utama dan kuat yang mendorong individu orang dewasa untuk hidup
berkeluarga adalah kebutuhan material, kebutuhan seksual, dan kebutuhan
psikologis. Tetapi dari segi psikologi, kebutuhan utama dan terkuat untuk
berkeluarga bagi orang dewasa adalah kebutuhan akan cinta, rasa aman,
pengakuan, dan persahabatan.
BAB V
PENUTUP
4.1 KesimpulanMasa remaja merupakan masa pencarian jati diri seseorang dalam rentang masa kanak-kanak sampai masa dewasa. Pada masa ini, pola pikir dan tingkah laku remaja sangat berbeda pada saat masih kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok (teman sebaya) lebih erat dibandingkan hubungan dengan orang tua. Teori-teori perkembangan remaja antara lain, teori psikoanalisa, teori psikososial, teori kognitif serta teori tingkah laku dan belajar sosial. Tahap perkembangan remaja dimulai dari fase praremaja, remaja awal, dan remaja akhir. Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja antara lain, perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial, remaja berfikir secara logis dan transisi sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain. Sementara itu, ciri khas remaja adalah hubungan dengan teman sebaya lebih erat, hubungan dengan orang tua penuh konflik, keingintahuan seks yang tinggi, dan mudah stres.
Masa dewasa
adalah masa tenang setelah mengalami berbagai aspek gejolak perkembangan pada
masa remaja. Masa dewasa juga merupakan masa pematangan kemampuan dan
karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja.
Karakteristik
perkembangan orang dewasa terbagi menjadi 4 perkembangan, yaitu:
1. Perkembangan fisik,
2. Perkembangan intelek,
3. Perkembangan moral,
4. Pengembangan karier.
Adapun yang
menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa adalah
sebagai berikut:
1. Kekuatan fisik,
2. Kemampuan motorik,
3. Kemampuan mental,
4. Motivasi untuk
berkembang,
5. Model peran.
Sementara
yang menjadi perbedaan individual orang dewasa dengan yang lainnya, adalah:
1. Perbedaan dalam
minat,
2. Kepribadian,
3. Kecakapan.
Dan
kebutuhan orang dewasa, menurut Murray dan Edwards terdapat limabelas aspek,
yaitu sebagai berikut:
1. Kebutuhan
berprestasi
2. Kebutuhan rasa hormat
3. Kebutuhan keteraturan
4. Kebutuhan memperlihatkan
diri
5. Kebutuhan otonomi
6. Kebutuhan afiliasi
7. Kebutuhan intrasepsi
8. Kebutuhan berlindung
9. Kebutuhan dominan
10. Kebutuhan merendah
11. Kebutuhan memberi bantuan
12. Kebutuhan perubahan
13. Kebutuhan ketekunan
14. Kebutuhan heteroseksualitas
15. Kebutuhan agresi.
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti, Mukhripah. 2008. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik
Keperawatan. Bandung:Refika Aditama.Dorland, W.A. Newman. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta:EGC.
Potter, Patricia A. dan Anne Griffin P. 2005. Fundamental Keperawatan Vol.1. Jakarta: EGC.
Potter, Patricia A. dan Anne Griffin P. 2010. Fundamental Keperawatan Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta:EGC.
Dunia Psikologi:Teori perkembangan masa remaja
http://rendywirajuniarta.blogspot.com/2011/04/teori-perkembangan-masa-remaja.html
Diakses: Selasa, 27 nov 2012, pukul : 18.50 WIB.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53487/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3
diakses: hari rabu, 28 nov 2012, pukul : 16:45
Karakteristik Remaja
http://belajarpsikologi.com/karakteristik-remaja
Mappire, Andi.
1983, Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.
Nurihsan,
Juntika. 2000, Bimbingan dan Konseling untuk Orang Dewasa. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2008, Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Universitas Terbuka.
http://www.masbow.com/2010/09/perkembangan-dewasa-akhir.html (diakses
pada 4 September 2012)
http://belajarpsikologi.com/perkembangan-kognitif-masa-dewasa-akhir/ (diakses
pada 4 September 2012)
http://psychologymania.wordpress.com/2011/07/12/psikologi-perkembangan-dewasa-awal/ (diakses
pada 4 September 2012)
http://www.asiamaya.com/konsultasi_hukum/ist_hukum/umur_dewasa.htm
(diakses
pada 4 september 2012)