Chibi Captain America

Jumat, 13 Juni 2014

PERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia, pendidikan memiliki peranan penting dalam membentuk generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia berkualitas, bertanggung jawab dan mampu meng-antisipasi masa depan. Pendidikan dalam maknanya yang luas senantiasa menstimulir, menyertai perubahan-perubahan dan perkembangan umat manusia. Selain itu, upaya pendidikan senantiasa menghantar, membimbing perubahan dan perkembangan hidup serta kehidupan umat manusia.
Peranan pendidikan sebagaimana disebutkan di atas tidak terlepas dari kedudukan manusia, baik sebagai abdullāh maupun sebagai khalifatullāh. Sebagai ‘abdullāh, maka manusia harus mengabdikan dirinya kepada Allah swt dengan penuh tanggungjawab, dan sebagai khalīfatullāh maka manusia harus mengelolah alam ini, juga dengan penuh tanggungjawab. Oleh karena itu, pendidikan bukan hanya sekedar tindakan lahiriyah, tetapi ia juga merupakan tinadakan batiniyah, sebab di dalam proses pendidikan ada tanggungjawab yang harus diembang. Dengan melaksanakan tanggungjawab tersebut dengan baik, praktis bahwa arah dan tujuan pendidikan akan mudah tercapai.
Dalam pandangan Islam, tanggung jawab pendidikan tersebut di-bebankan kepada setiap individu. Dalam QS. al-Tahrim (66) 6 Allah swt ber-firman (wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka). Dalam implementasinya, orangtualah sebagai penanggungjawab pendidikan di lingkungan keluarga  atau di rumahtangga; guru-guru dan pengelolah sekolah termasuk pemerintah sebagai penanggungjawab pendidikan di lingkungan sekolah; tokoh masyarakat dan selainnya sebagai penanggungjawab pendidikan di lingkungan masyarakat. Ketiga pihak ini, masing-masing memiliki tanggung jawab pendidikan secara tersendiri dalam lingkungannya masing-masing, namun tidaklah berarti bahwa mereka hanya bertanggung jawab penuh di lingkungannya, tetapi juga memiliki tanggung jawab yang signifikan dalam lingkungan pendidikan lainnya.
Pendidikan dalam lingkungan rumah tangga, disebut dengan jalur pendidikan informal. Lingkungan rumah tangga atau lingkungan keluarga, memberikan peranan yang sangat berarti dalam proses pembentukan kepribadian muslim sejak dini. Sebab di lingkungan inilah seseorang menerima sejumlah nilai dan norma yang ditanamkan sejak masa kecilnya. Allah swt berfirman dalam QS. Āli Imrān (3): 102, artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam.”
Lingkungan keluarga mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan pendidikan, karena perkembangan seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya. Lingkungan dapat memberikan pengaruh yang positif dan pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan sikap, akhlak dan perasaan agama. Dapat dipahami bahwa penerapan pendidikan Islam secara baik pada lingkungan keluarga, memiliki peran penting dalam pembentukan kepribadian muslim.

1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa saja fungsi pendidikan di tinjau dari aspek keluarga ?
2.      Faktor apa saja yang bisa mempengaruhi pendidikan islam dalam keluarga dan sekolah ?

1.3    Tujuan
1.      Untuk memahami pendidikan islam dalam keluarga dan sekolah.
2.      Agar bisa di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1.4    Manfaat
Untuk mengetahui seberapa pentingnya peran pendidikan islam dalam keluarga dan sekolah, karena pendidikan islam di mulai dari lingkungan keluarga dan sekolah. Agar manusia dapat mengerti dan memiliki keyakinan masing-masing yang akan di anutnya selama hidup di dunia.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Peran dan Fungsi Pendidikan dalam Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama, karena dari keluarga anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan dan sebagian besar kehidupan anak adalah di dalam keluarga.
Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.
Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. suasana pendidikan keluarga ini sangat penting di perhatikan sebab dari sinilah keseimbangan jiwa dalam perkembangan individu.
Kehadiaran anak di dunia ini di sebabkan hubungan kedua orang tua, maka mereka yang harus bertanggung jawab terhadap anak. kewajiban orang tua tidak hanya sekedar memelihara eksistensinya untuk menjadikan kelak sebagai seorang pribadi tetapi juga memberikan pendidikan anak sebagai individu yang tumbuh dan berkembang.
Seorang anak di lahirkan dalam keadaan tidak berdaya dan dalam keadaan ketergantungan dengan orang lain tidak mampu berbuat apa-apa bahkan tidak mampu menolong dirinya sediri ia dilahirkan dalam keadaan suci bagaikan kertas putih yang kosong sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang Artinya : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci maka orang tuanyalah yang dapat menjadikannya yahudi, nasroni atau majusi” (Hr. Al-Bukhori).
Kegagalna pendidikan di rumah tangga akan berdampak cukup besar pada proses pendidikan anak selanjutnya Allah berfirman :

لَا شِدَادٌ غِلَاظٌ مَلَائِكَةٌ عَلَيْهَا وَالْحِجَارَةُ النَّاسُ وَقُودُهَ انَارًا هْلِيكُمْ وَأَ أَنْفُسَكُمْ اقُو اآمَنُو الَّذِينَ أَيُّهَا يَا
نوؤْمَرُ يُؤْ مَا وَيَفْعَلُونَ  هُمْ مَرَأَ مَا اللَّهَ يَعْصُونَ

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai (perintah) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Q.S. At-Tahrim : 6).


Dengan demikian pendidikan keluarga memiliki peranan yang sangat penting terhadap pendidikan anak, antara lain:
a.    Pengalaman Pertama Masa Kanak-kanak
Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan.
b.    Menjamin Kehidupan Emosional Anak
Kehidupan emosional merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam membentuk pribadi seseorang, karena adanya kelainan-kelainan dalam perkembangan pendidikan individu oleh kurang berkembangnya kehidupan emosional secara wajar.
c.    Menanamkan Dasar Pendidikan Moral
Dalam sebuah keluarga perilaku orang tua menjadi teladan oleh seorang anak dan anak suka meniru perbuatan orang tuanya. “Rasa cinta, rasa bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaan jiwa yang pada umumnya sangat berfaedah untuk berlangsungnya pendidikan, teristimewa pendidikan budi pekerti, terdapatlah di dalam hidup keluarga dalam sifat yang kuat dan murni, sehingga tak dapat pusat-pusat pendidikan lainnya menyamainya”
d.   Memberikan Dasar Pendidikan Sosial
Yaitu dengan menumbuhkan benih-benih kesadaran sosial lewat tolong-menolong dalam kehidupan keluarga, gotong royong, menjaga ketertiban, kedamaian dan lain-lain.
e.    Peletakan Dasar-dasar Keagamaan
Mengenalkan ilmu-ilmu agama, mengajari mengaji al-quran dan lain-lain. Hal ini sangat memupuk keagamaan anak.

Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya antara lain sebagai berikut :
a.    Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
b.    Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya. Adanya tanggung jawab moral ini meliputi nilai-nilai agama atau nilai-nilai spiritual. Menurut para ahli bahwa penanaman sikap beragama baik pada masa anak-anak sekitar 3 sampai 6 tahun.
c.    Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara. Terjalinnya hubungan antara orang tua dengan anak adalah pertolongan kepada anak dalam membimbing mereka agar perkembangannya menjadi sempurna sebagaimana yang diharapkan.
d.   Memelihara dan membesarkan anak. Tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan karena anak memerlukan makan, minum dan perawatan, agar ia dapat secara berkelanjutan atau di samping itu ia bertanggung jawab dalam hal melindungi dan menjamin kesehatan anaknya baik secara jasmaniyah maupun rohaniyah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan diri anak tersebut.
e.    Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterempilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak sehingga bila dewasa akan mampu mendiri.

Ø Pentingnya Pendidikan Agama di Lingkungan keluarga

“Sejak kecil anak-anak seharusnya telah menerima didikan agama. Sejak anak dalam kandungan, setelah lahir hingga dewasa, masih perlu kita bimbing”. (Umar Hasyim). Menurut hasil penelitian ilmu pengetahuan modern mengatakan bahwa yang dominan membentuk jiwa manusia adalah lingkungan, dan lingkungan pertama yang dialami oleh sang anak adalah asuhan Ibu dan ayah. Disinilah pula pentingnya mengapa mendidik anak dimulai sejak dini, karena perkembangan jiwa anak telah mulai sejak kecil, sesuai dengan fitrahnya. Dengan demikian maka fitrah manusia itu kita salurkan, kita bimbing dan kita juruskan kepada jalan yang seharusnya sesuai dengan arahnya. Serta pendapat Drs. Noor Syam, berikut ini :
“Kelahiran dan kehadiran seorang anak dalam keluarga secara ilmiah memberikan adanya tanggung jawab dari pihak orang tua. Tanggung jawab ini didasarkan atas motivasi cinta kasih, yang pada hakekatnya juga dijiwai oleh tanggung jawab moral. Secara sadar orang tua mengemban kewajiban untuk memelihara dan membina anaknya sampai ia mampu berdikari sendiri (dewasa) baik secara fisik, sosial, ekonomi maupun moral. Sedikitnya orang tua meletakan dasar-dasar untuk mandiri itu”. Selanjutnya ia mengatakan bahwa:  “Dorongan / motivasi kewajiban moral, sebagai konsekwensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya. Tanggung jawab moral ini meliputi nilai-nilai religius spiritual yang dijiwai Ketuhanan Yang Maha Esa dan agama masing-masing, di samping didorong oleh kesadaran memelihara martabat dan kehormatan keluarga”.
Dalam kutipan yang pertama di atas dikemukakan bahwa lingkungan keluarga itu amat dominan dalam memberikan pengaruh-pengaruh keagamaan terhadap anak-anak, sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan keluarga dalam kaitannya dengan pendidikan agama sangat menentukan baik keberhasilannya. Sehingga amat disayangkan kalau kesempatan yang baik dari lingkungan pertama yaitu keluarga itu disia-siakan atau dilalui anak tanpa pendidikan agama dari pihak ibu dan bapak serta orang-orang yang bertanggung jawab di sekitarnya.
Dalam kutipan selanjutnya, yaitu dari Drs. Noor Syam di sana ditekankan bahwa pentingnya pendidikan orang tua terhadap anak di lingkungan keluarga itu karena didorong oleh beberapa kewajiban, kewajiban moral, kewajiban sosial dan oleh dorongan cinta kasih dari seseorang terhadap keturunannya. Dalam hubungannya dengan kelanjutan pendidikan atau kehidupan anak di masa mendatang, maka pendidikan di lingkungan keluarga, termasuk di dalamnya pendidikan agama, hal itu merupakan sebagai tindakan pemberian bekal-bekal kemampuan dari orang tua terhadap anak-anaknya, dalam menghadapi masa-masa yang akan dilaluinya. Dalam hubungannya dengan pendidikan di sekolah maka sebagai persiapan untuk mengikuti pendidikan atau sebagai pelengkap dari pendidikan yang berlangsung di bangku sekolah. Dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat, maka sebagai upaya untuk mempersiapkan diri agar anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Ø Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama di Lingkungan Keluarga

Secara sepintas pembahasan tentang dasar pelaksanaan pendidikan agama di lingkungan keluarga ini telah disebutkan di atas, yaitu atas dasar cinta kasih seseorang terhadap darah dagingnya (anak), atas dasar dorongan sosial dan atas dasar dorongan moral.
Akan tetapi dorongan yang lebih mendasar lagi tentang pendidikan agama di lingkungan keluarga ini bagi umat Islam khususnya adalah karena dorongan syara’ (ajaran Islam), yang mewajibkan bagi orang tua untuk mendidik anak-anak mereka, lebih-lebih pendidikan agama. Sebagaimana firman Allah dalam surat At Tahrim : 6 sebagai berikut :

يَأيُّهَاالّذِيْنَ أمَنُوْا قُوْاأَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًاوَّقُودُهَاالنَّاسُ وَاْلحِجَارَةُ عَلَيْهَامَلئِكَةٌ غِلاَ ذٌاشِدَادٌلاَّ يَعْصُوْنَ اللهَ مَآأَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْن مَايُؤْمَرُنَ

Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya Malaikat-Malaikat yang keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakanapa yang diperintahkannya”.

Juga surat An-Nisa, ayat 9 berikut ini:

وَيَخْسَ الَّذِيْنَ لَوْتَرَكُوْامِنْ خَلْفِهِمْ دُرِّيَّةً ضِعَافًاخَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوْاللهَ وَاْليَقُوْلُوْاقَوْلاً شَدِيْدًا

Artinya: “Dan hendaklah mereka takut kepada Allah, orang-orang yang seandainya meninggalkan mereka keturunan yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”

Dan hadits Rasulullah saw, sebagai berikut:
مَامِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلى اْلفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْيُنَصِّرَانِهِ أَوْيُمَجِسَّانِهِ.
Artinya: “Dari Abu Huraerah radhiallahu anha, sesungguhnya Rasulullah saw, bersabda: “Tiada seorang anak pun dilahirkan, melainkan dilahirkan dalam atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (Hadits Riwayat Bukhory).

Dari ayat-ayat di atas, yang diikuti oleh sabda Rasulullah saw, memberikan isyarat bahwa ibu dan bapak mempunyai kewajiban untuk mendidik anak-anak mereka baik dalam kaitannya dengan proses belajar-mengajar yang sedang dialaminya di lingkungan sekolah maupun dalam upaya memberikan kesiapan untuk menghadapi pendidikan di sekolah atau sebagai upaya sosialisasi terhadap anak-anak, sehingga masyarakat yang berguna dan mampu menyesuaikan diri.
Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, yang dapat mendorong orang tua agar mendidik anak-anak di lingkungan keluarga, ada lagi satu hal yang perlu diperhatikan yaitu; mengingat kondisi anak itu sendiri, baik secara fisik maupun mental ia mutlak memberikan bimbingan dan pengembangan ke arah yang positif. Kalau tidak maka dikhawatirkan fitrah yang tersimpan, yang merupakan benih-benih bawaan itu akan terlantar atau akan menyimpang. Perlu diingat bahwa pada diri anak itu terdapat kecenderungan-kecenderungan ke arah yang baik, akan tetapi dilengkapi dengan kecenderungan ke arah yang jahat. Maka tugas pendidik dalam hubungan ini adalah menghidup-suburkan kecenderungan ke arah yang baik. Dan menjinakan kecenderungan ke arah yang jahat.
Drs. H. M. Arifin, E. Ed. Mengatakan bahwa: “Suatu pengaruh pendidikan yang paling pundamental dan fungsional dalam pribadi, bilamana pengaruh tersebut ditanamkan dalam pribadi anak yang masih berada pada awal perkembangannya. Pengaruh tersebut akan menjadi benih utama yang dapat berpengaruh dalam perkembangannya lebih lanjut. Oleh karena itu benih-benih potensial yang mampu mendorong anak untuk mengembangkan pribadinya dalam alternatif pemilihan lapangan hidup manusia di masa dewasanya sesuai bakat dan kemampuan.”
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dasar pelaksanaan pendidikan agama di lingkungan keluarga adalah karena didorong oleh beberapa hal yaitu:
1)   Karena dorongan cinta kasih terhadap keturunan.
2)   Karena dorongan atau tanggung jawab sosial.
3)   Karena dorongan moral.
4)   Karena dorongan kewajiban agamis dan dorongan agama inilah yang
membuat kedudukan orang tua lebih besar tanggung jawabnya dalam
pendidikan karena dorongan kewajiban orang ini langsung diperintahkan
Allah.







B.     Peran dan Fungsi Pendidikan dalam Sekolah

Pendidikan secara kulturan pada umumnya berada dalam lingkup peran, fungsi dan tujuan yang tidak berbeda. Semuanya hidup dalam upaya yang bernaksud mengankat dan menegakkan martabat manusia melalui transmisi yang dimilikinya, terutama dalam bentuk transfer of knowledge dan transfer of values.
Dalam konteks ini secara jelas juga menjadi sasaran jangkauan pendidikan islam, merupakan bagian dari system pendidikan nasional, sekalipun dalam kehidupan bangsa Indonesia tampak sekali eksistensinya secara cultural. Tapi secara kuat ia telah berusaha untuk mengambil peran yang kompetitif dalam setting sosiologis bangsa, walaupun tetap saja tidak mampu menyamai pendidikan umumn yang ada dengan otonomi dan dukungan yang lebih luas, dalam mewujudkan tujuan pendidikan secara nyata.
Sebagai pendidikan yang berlebel agama, maka pendidikan islam memiliki transmisispritual yang lebih nyata dalam proses pengajarannya disbanding dengan pendidikan umum, sekalipun lembaga ini juga memiliki muatan serupa. Kejelasannya terletak pada keinginan pendidikan islam untuk mengembangkan keseluruhan aspek dalam diri anak didik secara berimbang, baik aspek intelektual, imajinasi dan keilmiahan, kulturan serta kepribadian. Karena itulah pendidikan islam memiliki beban yang multi paradigm, sebab berusaha memadukan unsure profane dan imanen, dimana dengan pemaduan ini, akan membuka kemungkinan terwujudnya tujuan inti pendidikan islam yaitu melahirkan manusia-manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan, yang satu sama lainnya saling menunjang.
Antara ilmu pengetahuan dan pendidikan islam tidak dapat dipisahkan, karena perkembangan masyarakat islam, serta tuntutannyadalam membangun manusia seutuhnya (jasmani dan rohani) sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas ilmu pengetahuan yang dicerna melalui proses pendidikan. Proses pendidikan tidak hanya menggali dan mengembangkan sains, tetapi juga, lebih penting lagi yaitu dapat menemukan konsepsi baru ilmu pengetahuan yang utuh, sehingga dapat membangun masyarakat islam sesuai dengan keinginan dan kebutuhan yang diperlukan.
Secara sederhana sekolah merupakan lembaga pendidikan, tempat peserta didik melakukan interaksi proses belajar mengajar (menurut tingkatan atau jurusan tertentu), secara formal batasan ini memberikan suatu lembaga pelaksa internalisasi nilai-nilai dari suatu kebudayaan kepada peserta didik secara terarah dan memiliki tujuan dalam perspektif pendidikan islam. Setidaknya ada dua sendi asasi bagi proses tersebut.
1)   Tujuan yang jelas sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT.
2)   Memiliki kurikulum yang sistematism, dan memuat materi bagi terjadinya proses berfikir dan bertingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai ilahiyah kepada peserta didik.
Meskipun sekolah merupakan sarana transformasi kebudayaan suatu mesyarakat, namun eksistensi kebudayaan secara umum, eksistensinya hanya merupakan subculture dari totalitas kebudayaan manusia, kondisi ini menjadikan sekolah sebagai lembaga yang paling besar peranannya dalam proses dinamika budaya manusia. Hal ini desebabkan oleh tiga faktor :
a)    Sekolah merupakan tempat berkumpulnya peserta didik yang berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda. dalam hal ini sekolah berfungsi untuk mengakumulasi berbagai bentuk latar belakang kebudayaab berbagai kebudayaan peserta didik dalam suatu bentuk sistem kebudayaan.
b)   Eksistensi sekolah merupakan miniatur untuk melihat sejauh mana maju mundurnya suatu negara.
c)    Sekolah merupakan tempat dimana peserta didik menerima berbagai macam bentuk keterampilan yang secara pragmatis dapat di pergunakan dalam kehidupan nya.

Dalam konteks ini, ada delapan fungsi sekolah :
1)   Yaitu untuk mempersiapak anak untuk suatu pekerjaan
2)   Memberikan keterampilan dasar
3)   Membuka kesempatan, memperoleh nasib
4)   Menyediakan tenaga pembangunan
5)   Membantu memecahkan masalah sosial
6)   Mentransfer kebudayaan
7)   Membentuk manusia sosial
8)    Alat mentransfer kebudayaan.

Ø Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi Peserta Didik

Seseorang bayi yang baru lahir adalah makhluk Allah swt yang tidak berdaya dan senantiasa memerlukan pertolongan untuk dapat melangsungkan hidupnya di dunia ini.
Maha bijaksana Allah swt yang telah menganugrahkan rasa kasih sayang kepada semua ibu dan bapak untuk memelihara anaknya dengan baik tampa mengharapkan imbalan.
Manusia lahir tidak mengetahui sesuatu apapun, tetapi dia anugrahi oleh Allah swt pancaindra, pikiran, dan rasa sebagai modal untuk menerima ilmu pengetahuan, memiliki keterampilandan mendapatkan sikap tertentu melalui proses kematangan dan belajar terlebih dahulu. Mengenai pentingnyabelajar menurut A. R. Shaleh dan Soependi Soeryadinata: anak manusia tumbuh dan berkembang, baik pikiran, rasa, kemauan, sikap dan tingkah lakunya. Dengan demikian sangat pital adanya faktor belajar.
Jadi pendidikan agama islam adalah ikhtiar manusia dengan jalan bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan mengarahkan fitrah agama si anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama.
Oleh karena itu masalah akhlak atau budi pekerti merupakan salah satupokok ajaran islam yang harus diutamakan dalam pendidikan agama islam untuk ditanamkan atau diajarkan kepada anak didik.
Dengan melihat arti pendidikan islam dan ruang lingkupnya itu, jelaslah bahwa dengan pendidikan islam kita berusaha untuk membentuk manusia yang berkepribadian kuat dan baik (berakhlakul karimah) berdasarkan pada ajaran agama islam.
Oleh karena itu, pendidikan islam sangat penting sebab dengan pendidikan islam, orang tua atau guru berusaha secara sadar memimpin dan mendidik anak diarahkan kepada perkembangan jasmani dan rohani sehingga mampu membentuk kepribadian yang utama yang sesuai dengan ajaran agama islam.
Pendidikan agama islam hendaknya ditanamkan sejak kecil, sebab pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan untuk pendidikan selanjutnya. Sebagaimana menurut pendapat Zakiyah Drajat bahwa: “pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan yang dilaluinya sejak sejak kecil”.
Oleh karena itu dalam mewujudkan Tujuan Pendidikan nasional, pendidikan agama islam di sekolah memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu pendidikan agama islam di Indonesia dimaksudkan ke dalam kurikulum nasional yang wajib diikuti oleh semua anak didik mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

1)   Pendidikan tidak hanya dapat di tempuh di sekolah-sekolah umum atau yang lainnya, namun, pendidikan juga bisa di tempuh di luar sekolah, seperti keluarga, lingkungan atau masyarakat dan lain sebagainya. Karena disitu terdapat peserta didik dan pendidikan yang berupa orang tua dan anak dalam keluarga. dan dari sanalah mereka itu terdidik dan mendidik, hingga mereka itu terproduk menjadi insan kamil di dunia dan akhirat. Dimana mereka mendapatkan suatu hal yang baru, disitulah pendidikan itu berada.
2)   Pendidikan di lingkungan keluarga itu penting sekali artinya dengan berorientasi kepada firman Allah SWT dalam surat Al Luqman ayat 12 s/d 19, sebab pendidikan di lingkungan keluarga itu adalah pendidikan pertama dan yang utama, bisa memberi warna dan corak kepribadian anak. Seandainya orang tua tidak menyempatkan diri untuk mendidik anak-anaknya di keluarga sehingga terabai begitu saja karena kesibukan orang tua, maka hal ini akan membawa pengaruh yang tidak baik terhadap perkembangan dan pendidikan anak.

B.     Saran

Bagi penanggung jawab pendidikan dan dalam hal ini adalah pemerintah, hendaknya mulai mereformulasi sistem pendidikan Islam dengan mengimplementasikan strategi pendidikan Islam dengan mengedepankan pertimbangan yang terbaik bagi negara tersebut agar kualitas peserta didik lebih baik.
Bagi para akademisi, pemerhati pendidikan dan stake holder lainnya, agar ikut andil dan saling bekerja sama dalam meningkatkan kualitas melalui pendidikan Islam yang dimanifestasikan, misalnya melalui rencana pendidikan, baik berjangka panjang ataupun pendek, tujuan pendidikan, komponen kurikulum, pelatihan tenaga kependidikan, maupun anggaran pendidikan, sehingga spirit untuk selalu memajukan dan mengembangkan pendidikan Islam tak akan pernah padam.
Bagi setiap individu muslim, hendaknya mampu meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dengan iman dan taqwa (imtaq), terutama dengan metode tazkiyah al-nafs sehingga menjadi pribadi muslim yang tangguh (insan shaleh).
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar